FotoBernapas (Cerpen Hari Sumpah Pemuda) - Catatan Kecilku. Sejarah sumpah pemuda. Cerpen Sumpah Pemuda Dalam Bahasa Inggris - Helowinj. Cerpen tentang Sumpah Pemuda dalam Kehidupan Sehari Hari untuk Anak SD, SMP Bikin Semangat - Portal Kudus. buatin cerpen tema sumpah pemuda - Brainly.co.id. Hari Sumpah Pemuda: Sejarah, Tokoh, dan Makna di
Cerpenini juga sudah meraih juara 1. Selain teks sumpah pemuda dalam kongres sumpah pemuda juga diperdengarkan lagu indonesia raya yang diciptakan oleh w r soepratman untuk pertama kalinya. Sumpah pemuda ini merupakan hasil dari kongres para pemuda indonesia 90 tahun lalu di tahun 1928. Kita cari tahu sejarah hari sumpah pemuda yuk.
Memahamikondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya menjaga kesehatan lingkungan 3. Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari II. KOMPETENSI DASAR 1. PKn : - Mengenal makna satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa - Mengamalkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari
cash. Uploaded byDesy Isrania 50% found this document useful 10 votes19K views3 pagesDescriptionKarangan cerpen pertamaCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsRTF, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document50% found this document useful 10 votes19K views3 pagesCERPEN Semangat Nino Di Hari Sumpah PemudaUploaded byDesy Isrania DescriptionKarangan cerpen pertamaFull descriptionJump to Page You are on page 1of 3Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Cerpen Tentang Sumpah Muda 28 Oktober 1928 Sumpah pemuda dan jalan menuju Revolusi Kemerdekaan. Hendrikus Colijn mantan Menteri Urusan Daerah Jajahan, kemudian Perdana Menteri Belanda. Veteran perang Aceh dan bekas ajudan Gubernur Jenderal van Heutz. Sekitar tahun 1927 â 1928, pernah mengeluarkan pamflet yang menyebut Kesatuan Indonesia sebagai suatu konsep kosong. Katanya, masing-masing pulau dan daerah Indonesia ini adalah etnis yang terpisah-pisah sehingga masa depan jajahan ini tak mungkin tanpa dibagi dalam wilayah-wilayah.[1] Bukan suatu kebetulan, bahwa pernyataan Colijn tersebut memunculkan Kongres Pemuda yang kedua pada tgl 28 Oktober 1928 di Batavia, dimana diikrarkan Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa. Peristiwa ini kita kenang sebagai hari Sumpah Pemuda. Sejak tahun 1915 telah berdiri sejumlah besar organisasi kepemudaan bersifat kedaerahan, seperti Tri Koro Darmo yang kemudian menjadi Jong Java 1915, Jong Sumatranen Bond 1917, Jong Islamieten bond 1924, Jong Batak, Jong Minahasa, Jong Celebes, Jong Ambon, Sekar Rukun dan Pemuda Kaum Betawi. Namun semua organisasi tersebut bersifat kedaerahan dan kelompok khusus. Yang mungkin sedikit berbeda adalah Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia PPPI yang berdiri setelah selesai Kongres Pemuda I pada tahun 1926. PPPI merupakan wadah pemuda nasionalis radikal non kedaerahan. Tokoh-tokohnya adalah Sigit [2], Soegondo Djojopoespito, Suwirjo, S. Reksodipoetro, Muhammad Yamin, A. K Gani, Tamzil, Soenarko, Soemanang, dan Amir Sjarifudin. Atas prakarsa PPPI kongres ke II diadakan. Dalam penerbitan koran Pemoeda Indonesia no 8 tahun 1928, terdapat artikel dengan judul âKERAPATAN PEMOEDA-PEMOEDA INDONESIAâ. Disitu dijelaskan sebagaimana yang telah diwartakan dalam dan 7, di Jacatra telah diadakan kerapatan besar Pemoeda-pemoeda Indonesia pada tanggal 27 dan 28 Oktober. Pimpinan kerapatan ialah terdiri dari wakil-wakil, Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia, Pemoeda Indonesia, Pemoeda Soematera, Jong Java, Jong Celebes, Jong Batak Pemoeda Kaum Betawi, Jong Islamieten Bond JIB dan Sekar Roekoen. Selanjutnya juga diberitakan bahwa kerapatan dikunjungi beratus-ratus orang, dimana bagi siapa yang menyaksikan sendiri akan berbesar hati karena pemoeda-pemoeda kita bukan baru mencita-citakan saja, tapi telah tegak berdiri dipusat persatuan dan kebangsaan . Dalam kesempatan inipun telah diperdengarkan untuk pertama kali kepada umum oleh Pemoeda lagu INDONESIA RAJA [3]. Dalam POETOESAN CONGRES PEMOEDA-PEMOEDI INDONESIA, tercatat bahwa Poetra dan Poetri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia. Poetra dan Poetri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Poetra dan Poetri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Sebagai realisasi penyatuan ini, pada tanggal 31 Desember 1930 jam 12 malam, Jong Java, Perhimpunan Pemoeda Indonesia, Jong Celebes, Pemoeda Soematra awalnya bernama Jong Sumatranen Bond telah berfusi menjadi satu dan membentuk Perkoempoelan âINDONESIA MOEDAâ. Para anggota panitia Kongres Pemuda ke II [4] terdiri dari pemuda-pemudi Indonesia yang dikemudian hari amat berperan dalam gerakan pemuda yang memperjuangkan kebangsaan dan kemerdekaan. Diantaranya terdapat nama, Soegondo Djojopoespito dari PPPI ketua, Djoko Marsaid dari Jong Java wakil ketua, Muhammad Yamin dari Jong Sumatranen Bond Sekretaris, Amir Sjarifudin dari Jong Sumatranen Bond bendahara, Djohan dari Jong Islamieten Bond. Kontjosoengkoeno dari Senduk dari Jong Celebes, dari Jong Ambon dan Rohyani dari Pemoeda Kaum Betawi. Panitia didukung tokoh-tokoh senior seperti Nazif, Mononutu, Dalam kongres ikut berbicara tokoh-tokoh besar kebangsaan lainnya seperti S. Mangoensarkoro, Ki Hadjar Dewantoro dan Djokosarwono . Hadir sebagai undangan sekitar 750 orang dimana terdapat nama-nama yang kemudian terkenal seperti Kartakusumah PNI Bandung, Abdulrachman Jakarta, Karto Soewirjo Sarekat Islam, Muh. Roem, Soewirjo, Sumanang, Masdani, Anwari, Tamzil, AK Gani, Kasman Singodimedjo, Saerun wartawan Keng Po, WR Supratman. Dari Volksraad yang hadir adalah Soerjono dan Soekawati dan dari pihak Pemerintah Hindia Belanda yang hadir adalah dan Van der Plas [5]. Jelas bahwa kongres pemuda ke II dimana diikrarkan Sumpah Pemuda bukan pekerjaan dalam sedikit waktu saja, dan terang juga bukan hasil usaha dari beberapa gelintir orang saja[6]. Hal ini merupakan perjuangan panjang sejak Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908. Bahkan ada sebuah peristiwa lainnya yaitu ketika tahun 1904 Dr A,Rivai lulus ujian dokter sebagai Nederland Arts di Utrecht Belanda, pupus sudahlah anggapan jelek bahwa bangsa Indonesia itu âLaksheidâ. Kata ini amat sakit didengar karena berarti pemalas, tidak punya kemauan bekerja atau berbuat sesuatu. Setelah Indonesia muda terbentuk, berarti pemuda Indonesia memiliki organisasi kepemudaan nasional yang solid, kuat dan bercita-cita menuju kemerdekaan yang lebih pasti. Anggota IM terdiri dari semua pemuda seperti anak-anak SLP, SLA, sekolah khusus, kejuruan sederajat dan mahasiswa. Sejak tahun 1931 kongres demi kongres diadakan sehingga lebih menampakkan eksistensinya. Nyatanya memang IM tidak berafiliasi dengan partai politik. Sejarah kemudian membuktikan bahwa modal kejuangan diatas amat penting artinya pasca penjajahan Jepang 1942-1945, dimana api Revolusi Kemerdekaan mulai dinyalakan dengan kesadaran adanya kesatuan dan persatuan kebangsaan yang bermotifkan pantang untuk dijajah kembali oleh kekuatan asing apapun bentuknya. Proklamasi Kemerdekaan mengawali "Revolusi Pemoeda", dan berahir ketika penjajah terahir di Indonesia yaitu Imperium Belanda menyatakan pengakuannya pada Kemerdekaan Republik Indonesia Serikat pada tanggal 27 Desember 1949. Tidak sampai 1 tahun kemudian, RIS bubar dan Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk kembali pada tanggal 17 Agustus 1950. Sumpah Pemuda Sumpah Pemuda merupakan sumpah setia hasil rumusan Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia atau dikenal dengan Kongres Pemuda II, dibacakan pada 28 Oktober 1928. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai "Hari Sumpah Pemuda". Quote ISI PERTAMA.âKami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.â KEDOEA. âKami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.â KETIGA. âKami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.â Kongres Pemuda II Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia PPPI, sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond KJB, Lapangan Banteng. Dalam sambutannya, ketua PPI Soegondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis. Pada sesi berikutnya, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan. Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia. Peserta Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie serta Kwee Thiam Hong sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Museum Di Gedung Sekretariat PPI di Jalan Kramat Raya 106, tempat diputuskannya rencana Kongres Pemuda Kedua saat ini dijadikan Museum Sumpah Pemuda.
ï»żCerpen Karangan NadyahafachiaraKategori Cerpen Nasionalisme, Cerpen Remaja Lolos moderasi pada 25 August 2021 Pagi ini, matahari menyapaku dengan sinarnya. Kulitku terasa hangat seolah-olah cahaya memelukku. Menyelamatkanku dari dinginnya pagi. Kurekahkan harapan untuk menepis kabut kelam. Kulihat bendera merah putih yang masih berkibar di depan rumah, sisa dari acara 17 agustus kemarin. Rasa nasionalisme ini tampak menakutkan oleh semangatnya saat melihat bendera pusaka. Merah darah juga putih tulang manusia. Kemanusiaan itu seperti terang pagi ini. Akan tetapi, orang-orang telah memuat bendera merah putih mereka usai perayaan 17 Agustus kemarin. Apa-apaan ini? Apa salahnya jika ia berkibar setiap hari? Apakah bendera itu menutup rumahmu yang cantik itu? Mengapa rasa nasionalisme mereka seperti itu? Apa yang mereka rasakan jika memiliki sifat nasionalisme? Entahlah. Baiklah, aku siap untuk pergi ke pagi ini. Aku ingin melihat para junior yang sedang berlatih teater untuk hari sumpah pemuda besok. Apakah mereka berseni dengan rasa nasionalisme atau berseni karena sentuhan hari sumpah pemuda besok? Saya tidak tahu, berlatih saya tidak sabar ingin melihat mereka. Setelah 30 menit perjalanan menuju kampus akhirnya saya sampai. Dengan damai aku ke sanggar tempat mereka berlatih. âSelamat pagi semuanya!â Ucapku dengan semangat. âPagi kak agung!â Jawab mereka dengan senyuman pagi yang masih matang. âBaguslah, mereka bersemangat sepertiku.â Tiba-tiba datang selembar kertas terbang ke arahku, jatuh di depan kakiku. Tulisan ini lengkap dengan tulisan dan setelah itu adalah isinya teks sumpah pemuda. Seorang pemuda berlari ke arahku mendorong surat yang terlanjur aku pegang. âMaaf kak itu kertas saya hehehe.â âKamu hanya menghafalnya?â âiya kak untuk upacara yang akan dilaksanakan dalam rangka sumpah pemuda nantiâ âapakah kamu hanya menghafalkan tetapi tidak melakukannya?â âsekarang kan Indonesia sudah merdeka kak jadi tidak perlu dikhawatirkan kita harus mengikuti langkah pemuda zaman dahuluâ âMengikuti mungkin, tapi pemuda sekarang lebih mengagungkan Negara lain. Contoh kecil yang akan saya beri tahu apakah Anda melihat akun profil game apapun yang pasti ada orang Indonesia yang mengubah bendera akun mereka menjadi bendera asing. Benar tidak? Apa alasannya? Lebih keren bendera asing Malu pakai bendera Indonesia? Dari situ sudah kelihatan kalau dia tidak nasionalisme dan tidak akan terhormat Negaranya sendiri.â Pemuda itu mengangguk lagi dan tetap mendengarkanku Berbicara. âIngat, sampai kapan pun tidak ada yang namanya kebebasan. Kamu akan terus terjajah oleh bangsamu dan diri sendiri. Dahulu kita dijajah Negara lain atas nama kolonial, setelah meredeka kita masih bisa dijajah. menjajah sendiri atas obsesi dan kehendak berkedok nafsu demi eksistensi yang membawamu ke arah yang sesat. Apa yang Anda tidak sadari bahwa Anda tidak merawat jiwa nasionalisme dan melupakan bagianmu yang rapuh?â Tambahku. âSaya bersedia kak. Saya akan mencintai tanah air dan menjadi pemuda berkarakter tinggi. Saya akan mengajak teman yang lain untuk menghayati sumpah pemuda ini.â Keesokan harinya pada tanggal 28 oktober pemuda itu membacakan sumpah pemuda dengan semangat nasionalisme. Aku mengerti, dia membacakan sumpah pemuda itu dengan hati yang membara. Tatapan matanya yang tajam menandakan bahwa sumpah pemuda yang disuarakannya itu bukan sumpah main-main. Merinding membuat semua siswa ikut membacakan sumpah pemuda itu secara serentak dan kuat. Bayangkan jika semangat ini diterapkan ke semua pemuda yang ada di Indonesia. Indonesia takkan terkalahkan dengan sumpah pemuda yang membara dalam hati para pemuda nasionalisme. Cerpen Karangan Nadyahafachiara Blog / Facebook Nadyahafa Kelas Seorang penulis Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 25 Agustus 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpen Sumpah Pemuda merupakan cerita pendek karangan Nadyahafachiara, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Tinggalkan Oleh Hanida Hafsya Tsabita Hari pertama MPLS membuatku semangat untuk masuk sekolah. Itung-itung buat kenalan sama teman baru. Dihari ini juga aku bertemu dengan dia. Seperti superhero yang menyelamatkanku dari kakak osis yang Cintaku Berawal Dari Gramedia Oleh Khariyah Nooraeni Namaku dewi, aku duduk di kelas 1 SMK disalah satu kota Cirebon. Awal cerita⊠Hari ini hari minggu, waktunya aku untuk bermalas-malasan. Tiba-tiba saja handphone ku berdering, kulihat hani Elang Di Hari Senin Oleh Maulida Rahmah Abdullah HAQ Senin adalah hari dimana banyak orang merasa enggan untuk beraktivitas setelah terlena menikmati weekend. Tapi bagiku, Senin adalah hari yang sangat ku tunggu. Aku selalu bahagia ketika hari Senin Makro? Oleh Widyadewi Metta Ada medan magnet lain yang menyelimuti perpustakaan sekolahku. Entah kapan tepatnya hal itu bermula, yang jelas aku merasakan desiran asing setiap masuk ke dalamnya. Jantungku berdebar lebih kencang, namun Aku Hanya Tahu Namanya Part 1 Oleh Igant Erisza Maudyna Hujan baru saja reda. Genangan air hujan yang terdapat di beberapa titik jalanan kecil yang menghubungkan sekolah dengan halte itu terlihat semakin berkurang karena kecipak-kecipak dari langkah kaki murid-murid âHai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?â "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
cerpen tentang sumpah pemuda dalam kehidupan sehari hari